Subscribe:

Selasa, 10 Januari 2012

Manusia emang terbatas kemampuannya. Apa lagi itu aku, serasa semua yang berbau ke senangan akan sangat sulit dicari. Dan aku rasa semua remaja yang seumuran dengan ku sudah memikirkan hal ini. Yaitu KESUKSESAN. keinginan dalam hati, impian, yang sepertinya sangat sulit di realisasikan, bukan begitu? Keadaan yang tidak memberi jalan, kemalasan kita yang membatasi apa yang kita akan dapatkan.
Aku terlahir di keadaan keluarga yang cukup secara materi. Sifat manusia adalah ingin mendapatkan yang lebih, meskipun aku sudah mendapat yang cukup. Aku mensyukuri apa yang aku dapatkan. Tapi aku ingin lebih dari ini. Aku ingin menjadi sesuatu yang bisa dibanggakan pada nantinya. Sesuatu yang luar biasa. aku ingin mewujudkan impianku

aku pengen punya usaha sendiri
aku pengen lulus dengan nilai kumlot
aku pengen punya rumah yang besar
aku pengen punya motor sport
aku pengen punya mobil sport
aku pengen kasih rumah juga buat orang tua
aku pengen pergi umroh sama keluarga
aku pengen punya istri yang cantik
aku pengen keliling tempat wisata indonesia
aku pengen keliling dunia
aku pengen punya kamera yang bagus
aku pengen galeri foto
aku pengen terkenal karena kehebatanku
aku pengen punya mac
aku pengen ipad
aku pengen punya kamar yang bisa liat view 360 derajat


bagiku itu semua hanya mimpi, hanya impian dalam diriku. hanya angan yang sulit untuk dikeluarkan. Dan mungkin saja tiak bisa dikeluarkan.
Aku masih remaja yang tumbuh ke dewasa. Ini semua baru dimulai. Perjuangan hidup untuk itu semua baru kulalui selangkah. Kalian semua boleh menyebut aku seorang pemimpi. Karena itu benar, sekarang aku hanya seorang yang mempikan hidup mewah. Tapi suatu saat nanti aku akan mewujudkan impianku. Let's dream, and wake up to realize the dream ^^

Minggu, 13 November 2011


            2008, tahun ajaran baru untuk sekolah. Aku yang tahun ini lulus dari sekolah menengah pertama kini telah masuk ke sekolah yang selanjutnya. dan aku memilih sekolah menengah kejuruan. Sebenarnya aku tidak tau kenapa aku bisa memlih sekolah ini. Terlebih aku juga memilih jurusan TKJ yaitu teknik komputer dan jaringan. Sebenarnya apa ini? Aku yang seorang gaptek, bahkan aku tidak bisa menggunakan komputer dengan baik dan benar. Dengan benar? Denan baik saja aku tak mampu melakukannya, tapi kenapa aku memilih sekolah dan jurusan ini? Aku sadar ini kegalauan pertama dalam hidupku. Pertanyaan yang harusnya jawabannya ada didiriku, tetapi aku tak mampu menjawabnya.
            Inilah hari dimana semuanya akan dimulai. Perasaan bingung yang menuntunku sampai disini. Apa boleh buat aku anggap ini adalah tuntunan takdir dari Yang Maha Kuasa, aku mencoba menggali apa yang akan aku dapat disini. Karena aku gagal masuk sekolah yang diinginkan orangtuaku. Mereka menginginkan aku masuk ke SMU favorit dikota jogja, tetapi nilaiku tidak mencukupi untuk itu. Maafkan aku ayah, bunda, anakmu ini gagal.
            Belum aku mengetahui bagaimana sistem pengajaran dan gaya belajar anak SMK ternyata aku dihadapkan dengan teman teman yang sudah terihat mengetahui apa itu Teknik Komputer dan Jaringan. aku meresa menjadi seorang yang bodoh. Ditambah sedikit penyesalan kenapa aku masuk SMK. Kegalauan ini mungkin adalah lanjutan dari galau yang pertama.
            Ini hidupku ini pilihanku. Sebelumnya aku sudah beranggapan bahwa hidup itu pilihan, dan setiap pilihan mempunyai konsekuensinya masing-masing, dan inilah konsekuensi yang harus aku jalani. Aku mulai menata keinginan untuk belajar lebih keras untuk mengimbangi teman teman yang terlihat lebih pintar dari diriku. Semua ini berpengaruh dibulan pertama aku bersekolah. Terlebih lagi saat jam praktikum. Aku seperti orang kolot yang baru saja memegang barang luar biasa bagus yang tidak pernah dilihatnya.
            Bulan demi bulan berlalu, pelajarannya yang pertama diserap adalah menghafal hardware dalam komputer, kemudian merangkainya menjadi komputer. Dan selanjutnya adalah bagaimana cara menginstal OS windows ke PC. Orang awam komputer seperti aku tidak tau bagaimana melakukannya. Dengan latian berkali kali, akhirnya tiba juga giliran aku ujian praktek untuk menginstal ini. Dan ternyata aku bisa melakukannya.
            Setelah semester 1 berlalu. Kulihat nilaiku, ternyata tidak terlalu buruk. Tentu saja ini menjadi motivasi tersendiri. Membuatku bersemangan belajar dan belajar terus, tetapi kadang lingkungan yang tidak mendukung. Karena teman teman yang sedikit nakal mulai menyebarkan virus malas belajar, bahkan juga menyebarkan pergaulan yang sedikit tidak baik. Dan sukses aku terpengaruh dengan itu. Mulai dari yang tidak belajar sampai berbicara kotor dan berfikiran negatif. Mungkin ini salah satu ujian mental berada disekolah kalangan SMK teknik yang mayoritas adalah laki-laki.
            Disemester dua ini aku dituntut untuk bisa melakukan instalasi OS Linux. Penginstalan seperti ini tidak jauh berbeda dengan cara menginstal windows. Letak perbedaannya yang paling terlihat adalah pada partisinya. Awalnya ini sangat sulit sekali. Aku hampir menyerah tidak bisa melakukannya. Mungkin karena kurangnya belajar dan berlatih juga.
            Saat ujian datang, karena siswa diwajibkan ujian instalasi linux. Aku sengaja maju agak belakangan karena jika maju pertama takut gagal karena merasa belum bisa. Disamping itu aku terus mencoba dan berusaha untuk bisa. Banyaknya varian linux dan berbeda beda ditambah random memilih varian apa yang di Instal ikut meramaikan kegalauan yang lagi lagi menghinggapi, dan kali ini dibantu dengan kebimbangan dan kegugupan yang terlihat jelas dari mata dan tingkah laku ku.
            Hari dimana datanglah kesempatanku maju ujian telah datang. Aku dan salah satu teman dekatku memutuskan maju bersamaan. Dan saat memilih CD yang dibalik covernya, ternyata aku mendapat centos server. Seketika degup jantungku tambah kencang dan terus bertambah kencang. Karena aku yang selama ini belajar menginstal yang berbais GUI ternyata aku mendapat ujian yang berbasis text. Serentak muka pasrah membarengi keadaanku. Inilah pilihanku dan inilah konsekuensinya, aku mulai dengan kata bismillah. Aku pasti bisa melakukan ini. Tak ada lagi keraguan yang menempel, dan tak ada lagi takut tidak bisa. Ini saatnya membuktikan bahwa aku tidak kalah dari teman teman yang lain.